Pernahkah mengalami sesuatu yang nyata seperti Deja vu ??? Yeah seperti itu lah yang dialami aku dan temen2. Aku tak menyangka behwa perjalanan yang planing nya sangat menyenangakan akan menjadi hal yang tak terlupakan.
Pada hari Sabtu yaitu 3 hari sebelum keberangkatan, temen2 ngerencanain reuni untuk mantan kelas X2. Secara cepat mereka menentukan tempat tujuan, yaitu Jogjakarta. Obyek yang akan disinggahi hanya 2 yaitu Pantai Parangtritis dan Malioboro. Lalu mereka menyebar undangan melalui sms. Sms berisikan tujuan,tempat dan waktu berkumpul. Temen2 banyak yang akan berangkat, namun pada Hari H’nya, yaitu hari Selasa nyatanya hanya 10 orang saja yang berangkat.
Sekitar jam 9.00 pagi kami berangkat mengendarai sepeda motor dengan berboncengan. Awalnya cukup kompak,setelah sampai di Jogja untuk menuju pantai Parangtritis kelompok terbagi 2 karena kesalahan masing2. Kelompok 1 yaitu aku-Vika, Anang-Ery, Doni-Hermawan. Kelompok 2 yaitu Anwar-Adit, Ricky-Retno. Namun masing2 kelompok telah mengetahui jalan menuju Parangtritis. Kejadian seru dan mengagetkan terjadi sekitar 10km dari tujuan. Ada pemeriksaan SIM dan STNK. Saat itulah Doni yang tidak mempunyai SIM bertukar tempat dgn Hermawan yang telah punya SIM, namun kejadian itu diketahui salah seorang polisi. Mereka memilih dengan jalan damai,lalu mereka membayar 30rb.
Setelah sampai di pantai,kami bertemu dgn kelompok 2. Kami semua langsung menuju pantai bermain disana. Kami ‘jeprat-jepret’ bareng juga, Retno yang sebagai cewek yg banyak tingkah, dia mengambil pasir parangtritis untuk kenang-kenangan. Kami di pantai itu sekitar 3 jam. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju malioboro.
Sekitar 1jam kami dijalan, kami juga mengalami kebingungan dalam mencari jalan menuju tempat itu. Kami semua untung sampai tujuan. Kami hanya mencari tempat untuk menenangkan perut yang makin sering berteriak. Setelah perut terisi, kami nongkrong di depan benteng Van denburg. Sampai jam 5 sore kami segera menuju parkiran sepeda motor.
Kami pulang bersama-sama, entah kenapa kami malah pulang dengan rute yg berbeda. Hingga petang dan hari makin gelap kami masih di jogja. Setelah itu kami sampai di Klaten tengah. Kami sempat berputar-putar di Klaten, sampai akhirnya kami menemukan jalan jogja-solo. Sampai di tengah rute itu,kami menemukan jalan Pintas.
Klimaks baru dimulai, saat itu aku dan Doni sedang melaju terdepan. Kami bertanya mengenai Shortcut itu pada seorang ibu-ibu. Ibu itu mengatakan bahwa jalan itu menuju Cawas,sedangkan Juwiring semakin jauh bila lewat jalan itu. Kemudian Kami putar balik menuju jalan Jogja-Solo. Kami berpapasan dengan rombongan Anang dan kawan-kawan. Kami memberi isyarat untuk putar balik namun tak dihiraukan. Kami menunggu 10 menit lebih untuk memastikan mereka akan kembali, kami sempat menelfon salah satu dari mereka, namun mereka tetap meneruskan perjalanan. Langsung saja kami melanjutkan perjalanan dengan jalan yang berbeda.
Kami bertukar posisi dengan Doni sebagai pembonceng, karena Doni yang cukup mengetahui jalananan Klaten. Jalan yang dituju melawati Delanggu yang cukup membuat bingung karena penerangan yang jarang. Kami mengikuti seorang wanita yang barplat nomor AD. Setelah ditengah jalan kami tidak lagi mengikuti wanita itu. Doni hanya mengandalkan feeling untuk pulang. Betapa mengagetkan jalan yang dilewati hanya berputar-putar, jalanannya berada ditengah pemukiman yang sangat sepi tak ada penerangan kadang berada ditengah persawahan yang juga tak ada penerangan. Saya dan Doni berdo’a dalam hati supaya cepat menemukan jalan yang tepat. Saat itulah keimanan kita semakin kuat,kita semakin ingat sama Allah SWT. Saya terus berdo’a. Dan minta bantuan teman2 dgn sms untuk memberi do’a juga. Setelah banyak tanya sana-sini kami menemukan jalan yang tepat. Kami menuju juwiring dengan tepat, dan tibalah kami di rumah Doni, dengan ditunggu rombongan Anang dan Kawan2. Kami saling bercerita mengenai hal2 apa saja yang dilewati. Lalu jam 8 lebih kami pulang ke rumah masing2. jujur sampai dirumah aku nlangsung sholat. makin kuat imannya.
Pada hari Sabtu yaitu 3 hari sebelum keberangkatan, temen2 ngerencanain reuni untuk mantan kelas X2. Secara cepat mereka menentukan tempat tujuan, yaitu Jogjakarta. Obyek yang akan disinggahi hanya 2 yaitu Pantai Parangtritis dan Malioboro. Lalu mereka menyebar undangan melalui sms. Sms berisikan tujuan,tempat dan waktu berkumpul. Temen2 banyak yang akan berangkat, namun pada Hari H’nya, yaitu hari Selasa nyatanya hanya 10 orang saja yang berangkat.
Sekitar jam 9.00 pagi kami berangkat mengendarai sepeda motor dengan berboncengan. Awalnya cukup kompak,setelah sampai di Jogja untuk menuju pantai Parangtritis kelompok terbagi 2 karena kesalahan masing2. Kelompok 1 yaitu aku-Vika, Anang-Ery, Doni-Hermawan. Kelompok 2 yaitu Anwar-Adit, Ricky-Retno. Namun masing2 kelompok telah mengetahui jalan menuju Parangtritis. Kejadian seru dan mengagetkan terjadi sekitar 10km dari tujuan. Ada pemeriksaan SIM dan STNK. Saat itulah Doni yang tidak mempunyai SIM bertukar tempat dgn Hermawan yang telah punya SIM, namun kejadian itu diketahui salah seorang polisi. Mereka memilih dengan jalan damai,lalu mereka membayar 30rb.
Setelah sampai di pantai,kami bertemu dgn kelompok 2. Kami semua langsung menuju pantai bermain disana. Kami ‘jeprat-jepret’ bareng juga, Retno yang sebagai cewek yg banyak tingkah, dia mengambil pasir parangtritis untuk kenang-kenangan. Kami di pantai itu sekitar 3 jam. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju malioboro.
Sekitar 1jam kami dijalan, kami juga mengalami kebingungan dalam mencari jalan menuju tempat itu. Kami semua untung sampai tujuan. Kami hanya mencari tempat untuk menenangkan perut yang makin sering berteriak. Setelah perut terisi, kami nongkrong di depan benteng Van denburg. Sampai jam 5 sore kami segera menuju parkiran sepeda motor.
Kami pulang bersama-sama, entah kenapa kami malah pulang dengan rute yg berbeda. Hingga petang dan hari makin gelap kami masih di jogja. Setelah itu kami sampai di Klaten tengah. Kami sempat berputar-putar di Klaten, sampai akhirnya kami menemukan jalan jogja-solo. Sampai di tengah rute itu,kami menemukan jalan Pintas.
Klimaks baru dimulai, saat itu aku dan Doni sedang melaju terdepan. Kami bertanya mengenai Shortcut itu pada seorang ibu-ibu. Ibu itu mengatakan bahwa jalan itu menuju Cawas,sedangkan Juwiring semakin jauh bila lewat jalan itu. Kemudian Kami putar balik menuju jalan Jogja-Solo. Kami berpapasan dengan rombongan Anang dan kawan-kawan. Kami memberi isyarat untuk putar balik namun tak dihiraukan. Kami menunggu 10 menit lebih untuk memastikan mereka akan kembali, kami sempat menelfon salah satu dari mereka, namun mereka tetap meneruskan perjalanan. Langsung saja kami melanjutkan perjalanan dengan jalan yang berbeda.
Kami bertukar posisi dengan Doni sebagai pembonceng, karena Doni yang cukup mengetahui jalananan Klaten. Jalan yang dituju melawati Delanggu yang cukup membuat bingung karena penerangan yang jarang. Kami mengikuti seorang wanita yang barplat nomor AD. Setelah ditengah jalan kami tidak lagi mengikuti wanita itu. Doni hanya mengandalkan feeling untuk pulang. Betapa mengagetkan jalan yang dilewati hanya berputar-putar, jalanannya berada ditengah pemukiman yang sangat sepi tak ada penerangan kadang berada ditengah persawahan yang juga tak ada penerangan. Saya dan Doni berdo’a dalam hati supaya cepat menemukan jalan yang tepat. Saat itulah keimanan kita semakin kuat,kita semakin ingat sama Allah SWT. Saya terus berdo’a. Dan minta bantuan teman2 dgn sms untuk memberi do’a juga. Setelah banyak tanya sana-sini kami menemukan jalan yang tepat. Kami menuju juwiring dengan tepat, dan tibalah kami di rumah Doni, dengan ditunggu rombongan Anang dan Kawan2. Kami saling bercerita mengenai hal2 apa saja yang dilewati. Lalu jam 8 lebih kami pulang ke rumah masing2. jujur sampai dirumah aku nlangsung sholat. makin kuat imannya.
0 comments:
Post a Comment