Gunung Ungaran edisi “Failed
Sunset and Sunrise hunts”
Via Mawar
Tepat sebulan lalu kami suronan di Merapi namun kerinduan akan peluk hangat carrier sudah
tak tertahankan, rindu akan hembusan angin ketinggian. Bak “ente jual, ane
beli” yaps!! Konyong kebetulan belom pernah ke gunung Ungaran yang sejatinya
masih regional Semarang. Ada 3 jalur pendakian yang bisa dilalui pendaki, jalur
Jimbaran(mawar), jalur Candi Gedong Songo dan jalur Medini. FYI, ini adalah pendakian
2 orang pertama kami serta berbagai gears
baru kami siap untuk diuji coba disana. Rencana pendakian yaitu mencari sunset & sunrise.
Angka 2050 memang tidak sefantastis 2965 milik
Merapi. Dibalik angka itu muncul hal menarik. Dengan Ungaran merupakan sebuah daerah yang masuk
dalam wilayah administrasi Kab. Semarang sekaligus menjadi ibukota kabupaten
tersebut. Tapi siapa sangka, nama daerah tersebut juga disandangkan pada sebuah
gunung berketinggian 2.050 mdpl yang juga berada tak jauh dari pusat kota.
Memang sih tidak termasuk gunung yang memiliki ketinggian yang mumpuni, tapi
jangan salah sangka dulu. Faktanya gunung ini termasuk gunung yang berada
lumayan dekat dengan Kota Semarang yang notabene adalah kota di pesisir
sehingga menandakan bahwa start pendakian juga terhitung masih di ketinggian
yang rendah. Kalau kata temenku, 2 kali naik ungaran berturut-turut dari
kebun kopi/teh sama saja sumbing sekali tanjak. Yaps! Saya sangat sutuju,
kadang dengkul resing ku masuk gigi 1 ke 2 dan 2 ke 1. Jalurnya licin, berbatu
terjal dan kadang lutut harus beradu dengan perut.
kami rencanakan Jumat setelah Jumatan berangkat
menuju basecamp mawar, Konyong dari
Ampel sedangkan saya dari kosan CekGoo. Realitanya 1.30WIB baru berangkat,
karena hujan sekaligus repacking.
Dari Semarang menuju Pasar Jimbaran, yaitu melalui jalan raya Semarang arah
Solo/Jogja kemudian sebelum Bawen belok kanan yang terpasang jelas petunjuk
arah Bandungan. Sekitar 5 km dari tikungan tersebut menuju Pasar Jimbaran.
Pasar Jimbaran menjadi meeting point,
karena dekat dengan arah Mawar. Tanpa basa-basi kami lanjutkan perjalanan
menuju basecamp Mawar sekitar 20
menit dari meeting point.
Ditengah
perjalanan menuju sudomukti kami ditarik kontribusi Rp2000,- lalu selang 100
meter ditarik lagi Rp4000,- saya sempat bingung kenapa dimintai kontribusi 2x
padahal jaraknya hanya berdekatan. Perjalanan dialnjutkan menuju basecamp mawar
kira-kira 1km lagi mengikuti track
jalan berbeton.
Pos Mawar, Basecamp Pendakian Jalur
Jimbaran
Source: bayudeje.wordpress.com
Source: bayudeje.wordpress.com
Sampai
juga di pos Mawar, pos pendakian Gunung Ungaran jalur Mawar. Habis parkir
motor, ngurusin perijinan dan retribusi (IDR 3000/orang + parkir IDR
3000/motor, kami masih sibuk packing.
Setelah sedikit stretching dan aklimatisasi
super singkat, jam 15.00 kami mulai perjalanan dari pos Mawar menuju Pos
Bayangan (Pos II). Dari pengalaman mendaki melalui Mawar ini perlu waktu sekitar
3 jam. Jadi agak hopeless
bisa liat sunrise di puncak apalagi cuaca mendung habis hujan
Konyong
sedang Packing, suasana mendung.
Sedikit
ritual selama beberapa menit, dengan langkah pasti berjalan menuju jalur yang becek
berair setelah hujan. Kurang lebih dua ratus meter dari basecamp terdapat beberapa warung menyediakan berbagai makanan dan
minuman. Awal perjalanan disuguhi pohon pinus dan karet, jalanan masih nyaman
untuk pendakian. Jalur masih rata, berupa tanah dan ada diselingi batuan
terjal. Pemandangannya pun aduhai memanjakan mata, karena sedang berawan
keadaannya sangat sejuk.
Manyun
Konyong dilatarbelkangi Telomoyo
Berjalan
20 menit ditemui sebuah gubuk, terlihat baru didirikan. Dengan tiang terdiri
dari bambu sedangkan atapnya terbuat dari seng. Masih ada 1 lagi pos lagi untuk
istirahat, keadaannya seperti pos pertama. Cukup bagus jika dibuat untuk
berteduh dikala hujan. Jangan kuatir jika dalam perjalanan kekurangan air. Pipa
perairan mendampingi hingga ke hulu berupa sungai banyak bebatuan. Sungai
tersebut mengalir sangat jernih, kami sempat meminum airnya dan alhamdulillah
tidak ada efek samping. Melewati hutan yang lebat hingga keluar ditemui sebuah
kolam pemandian.
Perjalanan
selanjutnya kami melewati perkebunan kopi dan dilanjutkan pepohonan teh jalur
yang dihadapi berupa bebatuan yang ditata.
Hingga ditemui jalur treking menuju Puncak Benteng Raiders. Tanah dan
batuan bekas hujan membuat licin jalur. Dan masih banyak pohon tumbang yang
sudah paten ditempatnya.
Pohon Tumbang
Waktu begitu
cepat berlalu, hingga mentaripun telah hilang dari penglihatan. Angin semakin
terasa ketika perut mulai berteriak minta diisi. Kami berhenti sebentar untuk ngemil. Perjalanan makin dekat lagi
ketika telah mencapai tumpukan batuan-batuan besar, kurang lebih tiga puluh
menit hingga puncak.
Pukul 18.30 kami
sampai puncak dengan sangat rasa syukur. Rasa dingin angin yang menembus jaket
kami segerakan mendirikan tenda solo kapasitas 2 orang. Banteng reider serasa
milik sendiri, bagaimana tidak? Jika taka ada pendaki lain yang kami temui
mendirikan tenda di sekitar kami. Rasa takut tetap ada, namun tergantung
bagaimana kita menyikapinya. Bayangkan pukul 9 lebih keliling jalan-jalan
dengan hanya diterangi headlamp,
berdua ditengah gunung yang lebat pepohonan. Gelap!! Berhenti lalu kembali ke
tenda membuat perapian sambil menanak nasi dan lauknya.
Tenda dan Perapian
Akhirnya kami
makan dan bercengkrama sana-sini, emang itu seperti ritual khas dari kami.
Sambil tiduran hingga salah satu dari kami tertidur dan bermimpi bersama,
swweeeeeet!! Tengah malam saya terbangun, angin berhembus kencang. Saya
berharap cepat berlalu hingga lanjut tidur lagi. Pukul 4.30 wib, saya dengar
sayup-sayup ada orang yang mendirikan tenda di puncak benteng raider. Namun
karena sangat dingin membuat niat kami terhenti sebatas pikiran. Sehingga
ketika ingin bertemu sunrise kami
terlanjur terlewatkan.
Kami baru keluar tenda pukul 6.15, kami jalan-jalan
bentar membuat sarapan dan bersih-bersih.
Konyong Sarapan
Bersih sebagaian dari iman
Segera
packing untuk selfie dengan tugu benteng raider, beruntungnya kami bertemu dengan
2 kelompok pendaki. Satu kelompok berdua dari unnes dan satu lagi kelompok
terdiri dari 6 orang dari salatiga. Dan kami mendapat jackpot montong.
ngeksis
Team
Gama
Konyong
0 comments:
Post a Comment