Catatan Singkat Perjalanan Gunung Merbabu (Jalur Selo Boyolali)

Thursday, 8 January 2015

Gunung Merbabu
(Jalur Selo Boyolali)


Dari sabana II


Gunung merbabu memiliki ketinggian 3142 mdpl. Jalur populer dikalangan pendaki adalah Wekas, Cuntel, Thukelan, dan Selo. Jalur yang disebutkan terakhir adalah jalur yang akan saya ceritakan. Jalur Selo terletak di lereng sebelah selatan Gunung Merbabu. Untuk mencapai jalur tersebut, pendaki melalui Boyolali. Jalur ini mempunyai lintasan yang relatif lebih panjang dan otomatis akan memakan waktu lebih lama dari pada jalur lainnya. Namun jalur ini cocok untuk pendaki yang ingin bersuka-ria, bagaimana tidak sepanjang jalan akan ditemui sabana yang luas nan indah diselingi Edelweiss. Gunung yang paling indah yang pernah saya singgahi. 
Berhubung kuliah di UNNES. Perjalanan kami dimulai dari jalan raya Solo-Semarang menuju jalur Selo dengan kendaraan pribadi atau ojek yang tersedia tepat di pinggir jalan raya. Sekitar 1 jam perjalanan menuju basecamp Pak Parman, kemudian kami lapor diri dengan membayar Rp7.000,00 (15/06/14) per orang. Kami yang beranggotakan 7 orang, istirahat makan atu minum melepas lelah dan itung-itung aklimatisasi.
Pukul 18.00 kami berangkat dari basecamp dan kanan kiri terdapat basecamp lain selain punya Pak Parman. 200 meter setelah Pos lapor diri dilewati sebuah gapura gerbang pendakian. Mulai dari sini penerangan sangat diperlukan kanan dan kiri melintasi pohon pinus dan cemara yang mendominasi flora di jalur ini. Sesekali kami istirahat, dan hingga pada akhirnya tiba di pos 1 sekitar 1 jam. Tempatnya lumayan luas untuk mendirikan 2 buah tenda.
Kami langsung melanjutkan perjalanan tanpa singgah di sana. Setelah beberapa menit perjalanan ditemui sebuah persimpangan semu, ke kanan menuju ke pos 2 dan ke kiri menuju jalur macan, kenapa dikatakan begitu. Konon katanya jalur tersebut sering dilalui beberapa macan (ngarang). Jalur tersebut mengarah langsung ke batu tulis atau ke pos 3 dimana bisa mendirikan tenda. Namun sesuai jalur yang ada kami memilih arah ke pos 2. Sekitar setengah perjalanan menuju pos 2 terdapat pos bayangan, letaknya berada di tebing. Sebaiknya istirahat sebentar untuk menyiapkan tenaga disana karena perjalanan selanjutnya lumayan terjal. Pos satu menuju pos 2 perjalanan memakan waktu 1 jam tanpa istirahat terlalu lama.
Kemudian perjalanan menuju pos 3. Jalur lumayan panjang dan lebih terjal, semakin malam udara semakin menusuk. Disarankan pendaki menggunakan jaket serta penutup kepala. Kami berjalan biasa sesekali diselingi istirahat tak lebih dari 5 menit memakan waktu sekitar 1 jam. Pos 3 tempatnya sangat luas untuk nge-camp. Bahkan ketika kami sampai sana terdapat komunitas sedang acara pendakian bersama, tenda yang terpasang lumayan banyak.
Pukul 21.20WIB kami mendirikan tenda kap 4 berjumlah 2 buah, kami mayoritas naik gunung lumayan dibuat kesulitan dengan lembab dan dinginnya udara merbabu. Dibantu oleh pendaki lain kami berhasil mendirikan tenda dengan sedikit bercengkrama dengan mereka. Kami membuat perapian dan menyiapkan makanan untuk mengisi kosongnya perut. Karena mayoritas kami amatir, kami langsung melanjutkan tidur sekitar jam sebelasan. Kami sering terjaga diantara keramaian pendaki yang berlalu lalang. Sehingga aku dan konyong melanjutkan cerita berbagai hal.
Pukul 4.30WIB kami mulai keluar dari dome terlihat batas cakrawala memerah. Kemi lekas bangun dan membagi tugas antara membongkar dome, packing, dan memasak. Makanan segera kami lahap, dan warming up to set summit attack. Sambil memunguti sampah kami bergegas dengan cepat carrier dipinggul, kami mulai mencari view yang bagus. Kamera bertugas dengan baik memenjarakan moment impian. Puas, setengah enam pagi, menyapa melempar senyum kepada pendaki lainnya berjalan menyusuri track. Pada tanjakan pertama view masih tampak bagus, kami berhenti di bebatuan untuk sekedar jeprat-jepret sekaligus istirahat.
40 menit, kami tiba di sabana I, istirahat sekitar 5 menitan. Munuju tanjakan setan yang ke-2 sekaligus melewati lembahan yang indah dan sabana II. Perjalanan membutuhkan waktu 20 menitan. Tanjakan setan yang kedua, terjal kemiringan hampir sama seperi tanjakan pertama yang mencapai 60O . Hingga sampai ketanjakan terakhir akan menemui simpangan kecil, ke kanan menuju Puncak Kentheng Songo dan jika naik ke atas menuju Puncak Triangulasi. Alangkah baikya jika menuju Puncak Triangulasi dulu disanalah titik 3142amsl, kemudian ada jalan kecil menuju Kentheng Songo. Kentheng Songo? Konon dulu ada 9 batu yang berlubang seperti mangkok, namun sekarang ada 5-6 buah saja, yang lain hanya ada bebatuan. 1 jam Kami sempatkan aji nampang disana di kedua puncakan, melepas lelah, minum dan makan roti untuk mengganjal perut. Setelah puas kami turun melewati jalan yang lungsung turun bukan kembali ke Triangulasi.
08.00WIB Menuruni jalur yang susah payah kami tanjaki tadi, turunan berdebu dan tanal labil menjadi halangan. Alangkah eloknya ketika tiba di Sabana II, rerumputan yang hijau, diapit 3 buah lembah seperti di film jaman SD, Teletubies. Sampai menuruni turunan di sabana I, kami berjalan terpisah 2 kelompok karena yang belakang melewati jalur terjal sebelum bebatuan. Kami bertemu di camp akhirnya. Kami sempatkan makan dengan roti beberapa kali hingga hingga sampai bawah.
12.50WIB kami sampai hingga gapura selamat datang, disana ada beberapa warga yang membakar sampah, seorang darinya meminta sampah kami. Sampah yang tak terpakai dibakar langsung dan bekas air minum dipisahkan. Kami sejenak melepas lelah sambil bercanda dan bersyukur atas nikmat hidup yang diberikanNya. Maghrib kami sampai di Kos Cekgoo dengan selamat.

anggota team:


Gama
Angga
Yogo
Sulthon
Antok
Enggar
Antok


               


0 comments:

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))