Banyak orang mengatakan bahwa proses Arabisasi saat ini telah marak terjadi di Indonesia berhubung dengan makin banyaknya organisasi dan partai politik yang mengusung nilai2 Islam dalam kehidupan tata sosial kemasyarakatan saat ini.
Tapi benarkah Arabisasi hanya terjadi saat ini?
Arabisasi atau Islamisasi sebenarnya telah terjadi ratusan tahun yang lalu di Indonesia sekitar abad ke-14. Pertama masuk melalui Kerajaan Samudrai Pasai, Perlak dan Kerajaan Aceh yang kemudian menyebar ke P.Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maluku bahkan Papua.
Hal ini dapat kita lihat dari adat istiadat beberapa suku di Indonesia, suku Melayu, Padang, Batak, Sunda, Jawa, Makasar, Ambon, Borneo dll akan kita temukan unsure-unsur Arab dan Islam disana.
Dalam budaya Jawa, unsur-unsur Arab atau Islam dapat kita temukan pada Cerita Wayang Mahabrata pada lakon Bima Sakti mencari Tuhannya dan peringatan “Malam satu suro”
Dan kota di Jawa yang paling afhdol membicarakan satu suro adalah kota solo. Setiap kota tentunya memiliki adat istiadat yang berbeda, Di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, selain kota Yogyakarta , kota Solo lah yang masih sangat erat dan masih memelihara semua tradisi adat Jawa.
Sekaten adalah merupakan salah satu pesta pasar rakyat yang sangat lekat dengan sejarah perkembangan dan penyiaran agama Islam di tanah Jawa , Istilah Sekaten berasal dari bahasa arab yaitu ” Syahadatin ” yang berarti dua kalimat syahadat, hal ini sarat dengan makna islami pada masa penyebaran agama islam pada masa itu . Pasar rakyat ini hingga sekarang masih menjadi salah satu objek wisata dan pasar budaya yang menjadi salah satu unggulan pariwisata kota Solo .
Pasar malam ini biasanya digelar selama seminggu penuh untuk memperingati hari Maulud Nabi Muhammad SAW yang menjadi kalender kegiatan rutin yang di adakan oleh Kraton Solo setahun sekali berdasarkan penanggalan Jawa. Kegiatan di pasar ini sangat lengkap mulai berbagai jualan makanan khas daerah , baju , berbagai kerajinan tradisional sampai mainan yang modern serta banyak pula sarana hiburan rakyat seperti komidi putar dan yang lainnya. Maka tak heran kalau perayaan sekaten selalu penuh sesak dengan pengunjung.
Selain sekaten, Keraton Solo juga perlu dibanggakan. Banyak nilai bersejarah termasuk adai istiadat tersirat di dalamnya.
KIRAB PUSAKA KRATON
Setiap malam 1 muharam atau terkenal malam satu Suro , maka kraton Solo akan menggelar ritual Jamas dan Kirab Pusaka Kraton, ikut serta juga dalam acara kirab tersebut beberapa ekor kebo bule ( Kerbau ) yang di juluki Kebo Kyai Slamet . Acara kirab pusaka ini berangkat dari kraton Solo tepat pada jam 12 malam dan mengelilingi beberapa jalan protokol di kota Solo dengan di iringi oleh punggawa istana dan para pasukan istana. Upacara ini di gelar untuk menghormati dan sekaligus memperingati Bulan Suro ( Muharam ) .
Kegiatan Kirab ini hingga sekarang selalu menjadi salah satu momentum yang paling meriah di kota Solo , dan selalu menarik minat masyarakat kota Solo pada khususnya untuk melihat dan mengikuti prosesi ini . Banyak juga masyarakat di sekitar kota solo , bahkan dari luar kota dan para turis asing sangat antusias mengikuti acara tradisional tersebut .
Apabila upacara kirab yang di ikutkan di dalamnya Kebo kyai slamet tersebut benar benar sangat di tunggu oleh masyarakat . Acara yang sudah menjadi kegiatan rutin Kraton solo tersebut , selainkan menampilkan mitos dan legenda kebo kyai slamet , juga bermacam macam keris dan tosan aji istan lainnya yang di arak keliling dengan sebuah prosesi upacara spiritual dan kental sekali dengan budaya Jawa .
Sumber : http://forum.detik.com
0 comments:
Post a Comment