We Turning Into Something That We Didn’t Know

Monday 7 November 2011
Kadang..
Kita ga ngerti ato mungkin ga mo ngerti..
Saat ngeliat keseliling, kita cuma bisa berfikir tentang diri kita sendiri..
Berfikir bagaimana kita menjaga diri kita, mengenyangkan perut kita, menabung uang kita, membeli kebutuhan kita tanpa pernah terlintas untuk berfikir apakah ada orang yang hari ini belum makan? Apakah ada orang yang hari ini belum punya uang? Apakah tadi malam ada orang yang tidur nyenyak berselimutkan debu dan kotoran? Atau adakah hari ini aku telah menolong orang lain?
Kita berubah menjadi sesuatu yang ga kita knal..
Kita berubah dari mahluk berakal dan bersosial menjadi mahluk yang rakus dan kanibal..
Kita bagai sapi jagal yang dengan tenang memakan rumput sementara ia melihat teman-temannya satu persatu ditebas lehernya..
Ga percaya?
Saat istirahat makan siang kita saksikan berita tentang kriminal, kelaparan, ketidakadilan, air mata, kekecewaan, perang, darah dan segala hal yang tidak mau kita alami sendiri, tapi kita menikmatinya bersama santap siang kita.. Apa kalian sadar itu?
Saat kita bersama dalam kehangatan keluarga kita lihat mereka yang kedinginan diluar sana apakah kita mau membagikan kehangatan kita pada mereka? Ada, tapi (mungkin) hanya 10000:1 jumlahnya..
Kita bisa dengan mudah memnghabiskan uang kita untuk hal yang (mungkin) tidak kita perlukan tapi kita tidak berfikir bagaimana orang harus mengais sampah untuk memberi makan keluarganya.. Bagaimana orang lain berjuang untuk mencari sesuap nasi bahkan rela mengais beras yang tertumpah di penampungan beras yang sudah bercampur debu dan kotoran.. Bagaimana orang lain berjuang untuk membahagiakan keluarganya meski dengan hal yang mungkin bagi kita sama sekali tidak membahagiakan.. Apa kita mau memikirkan itu?
Ada satu hal lagi yang mengganjal, membuat marah dan akhirnya membuatku bersumpah serapah, memaki, menghujat mereka yang tidak berhati nurani!!
Kalian pernah dengar ada seorang ibu yang melahirkan anaknya dihalaman rumah sakit karena pihak rumah sakit tidak mau menampung mereka? Kenapa? Karena mereka miskin!! Mereka anggap keluarganya tidak akan sanggup membayar pelayanan rumah sakit…
Adakah yang mau peduli? Rumah sakit itu penuh dengan dokter, orang yang berpendidikan dan berpenghasilan besar tapi apakah tidak ada seorang dokterpun yang mau menyumbangkan dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang yang bertugas mulia untuk menampung mereka dan memenuhi kebutuhan mereka di rumah sakit?
Tuhan, tolong kutuk mereka menjadi mahluk yang paling rendah, hina dan buruk di neraka yang busuk!!
Aku salah satu orang yang menghujat dan mengirimkan doa semacam itu kepada Tuhan, mungkin ada ribuan orang yang mengirimkan doa serupa pada Tuhan dan semoga Tuhan mengabulkan doa orang-orang yang tertindas, yang diperlakukan tidak adil dan sama sekali tidak dianggap sebagai manusia yang sama seperti kita, Amin…
Siapa lagi yang mau berfikir seperti itu? Apa kita hanya bisa berkoar-koar dengan kata-kata cinta yang meluluhlantakan hati? Atau kita masih bisa melakukan hal yang lebih baik lagi dari itu?
Tolong pikirkan itu… Hargai takdir yang Tuhan berikan pada kita sebagai manusia, bukan takdir sebagai binatang… Maka berlakulah sebagaimana seorang manusia…

0 comments:

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))